Katanya komunikasi adalah kunci pernikahan bahagia, tapi kenapa sih rasanya sulit banget untuk ngobrol dengan dalam sama pasangan? Apalagi untuk hal yang krusial seperti pengasuhan anak, keuangan keluarga, seks dan pembahasan penting lainnya.
Observasi ruang terapi: sebagian pasangan kerap menghindari pembahasan penting karena bagian pembukanya seringkali bikin mereka merasa takut dan defensif sebelum pembahasan dimulai. Untuk berkomunikasi dengan sehat dan hangat, kedua pasangan perlu merasa aman. Itu mengapa, penting untuk memahami perasaan, keinginan dan kebutuhan terlebih dahulu sebelum menyampaikannya pada pasangan.
❌ Hindari ❌
- Menggunakan bahasa tubuh, tatapan mata dan intonasi menyerang (nada tinggi, menyilang tangan dan kaki, berkacak pinggang, tatapan sinis dan bahasa tubuh superior lainnya)
- Berburuk sangka bahwa pasangan tidak peduli dengan perasaanmu
- Menggunakan bahasa sarat kontrol, perintah dan kritik “kita harus bicara”, “sampai kapan sih menghindar terus?”, “ayo dong kita bahas”. Semakin pasangan merasa pressured, dikontrol dan terdesak, semakin sulit dia membuka hati untuk mendengar dan memahami kamu.
✅Lakukan✅
- Gunakan bahasa tubuh yang bersahabat. Buat rahangmu relax, tatap matanya dengan rasa percaya, turunkan pertahananmu, biarkan dia melihat tanganmu dengan telapak terbuka menghadapnya (jangan disilang), posisi tubuh sedikit mundur (lean back). Sikap tubuh yang terbuka akan menurunkan pertahanan pasangan sehingga dia merasa aman untuk terhubung denganmu.
- Bangun rasa percaya bahwa membantumu memecahkan masalah dan membantumu merasa lebih baik akan membuatnya bahagia dan berhasil sebagai pasangan
- Hormati waktu dan ruang bersama, ucapkan “belakangan ada yang menggangguku (membuatku sedih, gelisah, dll) dan aku butuh pendapatmu untuk merasa lebih baik. Kapan waktu yang tepat untuk diskusi?” (Ingat gunakan kata DISKUSI, bukan bicara).
Untuk sesi terapi beserta detail edukasi mengenai dinamika maskulin dan feminin dalam perspektif bawah sadar, silahkan klik di sini